IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGATURAN PASAR TRADISIONAL DI KOTA SEMARANG (STUDI KASUS PASAR KARANGAYU, PASAR JATINGALEH, DAN PASAR BULU)

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengimplementasian kebijakan pada Pasar Karangayu berjalan dengan baik dan sesuai dengan teori Edward III.
a. Komunikasi. Faktor komunikasi internal dan eksternal sudah berjalan dengan baik, namun masih ada kelemahan dalam penyampaian informasi kebijakan antar petugas dan pedagang pasar di Pasar Karangayu terkait Penataan ataupun pengaturan pasar sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 2013, oleh karena itu kondisi pasar belum bisa tertata sesuai kapasitas sehingga pedagang membludak hingga ke luar pasar.
b. Sumber Daya. Faktor SDM sudah memadai sesuai kebutuhan yaitu terdiri dari Kepala Pasar, 6 (enam) juru pungut, 15 (lima belas) tenaga kebersihan, dan 2 (dua) orang perugas Keamanan dan Ketertiban. Dari ke 15 orang tenaga kebersiha, 7 di antaranya berasal dari Kelompok Swadaya Masyarakat sebagai salah satu bentuk mensejahterakan masyarakat dengan melibatkan masyarakat dalam pengimplementasian kebijakan pengaturan pasar. Faktor sumber daya non-SDM juga sudah terpenuhi, yaitu fasilitas- fasilitas pendukung hingga dana yang berasal dari retribusi. Namun, justru sarana lapak untuk berdagang tidak menucukupi karena banyaknya pedagang yang berjualan di Pasar Karangayu. Fasilitas MCK terjaga
97