EKSISTENSI ALAT BUKTI DALAM MEMPENGARUHI HAKIM MEMBERIKAN PUTUSAN AKHIR (VONNIS) (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 498K/PID/2017)

Salah satu alat bukti yang diatur oleh Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dikenal sebagai alat bukti petunjuk. Keberadaan alat bukti petunjuk sering kali menimbulkan perdebatan di kalangan para ahli hukum. Dalam konteks persidangan, penerapan alat bukti petunjuk menjadi semakin kompleks, terutama mengingat kemajuan teknologi yang terus berkembang pesat, yang turut berdampak pada perluasan jenis alat bukti yang diakui sebagai alat bukti petunjuk. Dengan dasar tersebut, penulis tertarik untuk mengeksplorasi topik ini melalui penulisan skripsi berjudul "Eksistensi Alat Bukti yang Mempengaruhi Hakim dalam Memberikan Putusan Akhir (vonis) dengan studi kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 498K/PID/2017". Metode penelitian yang digunakan bersifat yuridis, didukung oleh data normatif dan menggunakan studi kepustakaan. Rumusan masalah penelitian ini mencakup eksistensi penerapan alat bukti yang dapat dipergunakan hakim dalam memberikan putusan akhir (vonis) dan kendala apa saja dalam penggunaan alat bukti dalam suatu putusan pengadilan dan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut. Hasil pembahasan dan analisis penelitian menunjukkan bahwa eksistensi alat bukti petunjuk saat ini tidak dapat dipertanyakan dan tetap berlaku selama belum ada perubahan peraturan. Kendala- kendala yang mungkin muncul dalam penerapan alat bukti petunjuk sebenarnya dapat diatasi selama didukung oleh adanya alat bukti lain yang dapat memvalidasi kesahihan dan relevansinya.