PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DI PURWOREJO

Setiap orang yang terlibat, terutama orang tua, merasa tertekan dengan meningkatnya kekerasan seksual terhadap anak-anak, baik yang dilakukan oleh orang dewasa maupun teman sebayanya. Anak-anak sering kali merasa tidak berdaya dan terkena dampak kekerasan seksual; Akibatnya, korban seringkali merasa tersiksa dan tidak berdaya ketika menceritakan kejadian yang menimpanya. Penegakan hukum perlu mengatasi insiden kekerasan seksual karena, secara emosional, korban kejahatan ini mungkin mengalami keputusasaan, kecemasan, ketegangan, dan bahkan menyalahkan diri sendiri dan rasa malu. Dalam penelitian ini, kita melihat bagaimana Polres Purworejo menangani kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana agar peraturan di Purworejo yang melarang pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur dapat dipatuhi, serta tantangan dan solusi terhadap permasalahan tersebut. Wawancara, tinjauan pustaka, dan analisis dokumen merupakan metode utama pengumpulan data dalam kajian hukum normatif empiris ini.Berdasarkan temuan penelitian, tampaknya pelecehan seksual terhadap Amak tidak dikriminalisasi oleh penegak hukum, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi tantangan saat ini adalah dengan meningkatkan penyediaan infrastruktur dan menciptakan kondisi yang sesuai, seperti melakukan pemeriksaan khusus bagi anak-anak yang terlibat hukum. Diyakini bahwa dengan fasilitas yang memadai, perlindungan hukum dapat ditegakkan secara lebih efektif, terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan ancaman fisik dan kekerasan