ANALISIS PERBANDINGAN PEMBANGUNAN IPAL METODE KONVENSIONAL DAN METODE PABRIKASI (Studi Pada : Pembangunan Sarana dan Prasarana Sanitasi LPK di Kabupaten Rembang)

Kabupaten Rembang ialah kabupaten di provinsi jawa tengah yang memiliki 121 pondok pesantren dengan 25.687 jiwa. Pondok pesantren yang memiliki santri yang banyak pasti tidak terlepas dari kebutuhan utama, yaitu sanitasi. Akses sanitasi layak ialah mandi cuci kakus (MCK) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pembangunan IPAL yang tidak benar dapat mencemari lingkungan. Metode pelaksanaan IPAL terdapat dua metode yaitu IPAL konvensional dan IPAL Pabrikasi. Perbandingan metode IPAL Konvensional dan IPAL pabrikasi untuk mengetahui metode pelaksanaan yang digunakan, mengetahui perbandingan RAB, waktu pelaksanaan, dan efisiensi, serta mengetahui alternatif yang harus dipilih pada pelaksanaan pembangunan IPAL. Penulis melakukan observasi di lapangan, menganalisis data proyek, dan analisis perhitungan RAB, waktu, dan mutu IPAL.

Hasil dari analisis dan perhitungan berupa metode kerja IPAL konvensional dengan metode pelaksanaan yang kompleks, biaya senilai Rp. 78.275.027,98, waktu pelaksanaan 11 minggu, mutu IPAL konvensional memiliki kapasitas jumlah pengguna 100 jiwa, dengan kapasitas pengolahan IPAL 10 m3/hari. Permeabilitas IPAL konvensional k= 2,78 x 10-10 m/s, dan metode IPAL pabrikasi yang lebih singkat karena unit IPAL sudah dirancang di pabrik, biaya yang dikeluarkan senilai
Rp. 63.360.962,89, waktu pelaksanaan 8 minggu kerja, dengan mutu memiliki kapasitas jumlah pengguna 100 jiwa, dengan kapasitas pengolahan IPAL 10 m3/hari, k = 0 m/s, mutu yang pasti terjamin. Alternatif pemilihan IPAL pabrikasi lebih efektif dan efisien, dikarenakan pekerjaan IPAL pabrikasi lebih cepat terselesaikan, mutu terjamin, dan perawatan mudah.