ANALISIS KINERJA DAN KAPASITAS JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA SALATIGA

Dari sisi perekonomian, Salatiga memiliki pasar tradisional salah satunya adalah Pasar Raya II Salatiga, yang merupakan pasar tradisional terbesar yang sudah ada sejak jaman Belanda. Pasar ini berada di jalan Jend. Sudirman, di jalan ini merupakan jalan protokol yang juga merupakan pusat perekonomian, hal ini tampak dengan banyaknya toko-toko, rumah makan, perhotelan, dan kawasan industri lainnya yang berada di kanan-kiri jalan tersebut. Jalan Jend. Sudirman hampir setiap saat ramai terlebih pada saat akhir pekan dan hari libur, dimana penggunaan jalan untuk parkir tidak terhindarkan, hal ini menyebabkan kemacetan dan kesemrawutan. Metode penelitian dilakukan dengan survey untuk mendapatkan data primer. Setelah itu, data dianalisis berdasarkan MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997. Dari hasil survey jalan Jend. Sudirman memiliki volume pada jam puncak pagi sebesar 1455,8 smp/ja, pada jam puncak siang sebesar 1364,3 smp/jam, pada jam pucak sore sebesar 1507,4 smp/jam. Sedangkan hasil perhitungan kapasitas jalan diperoleh jumlah kapasitas maksimum sebesar 1715,64 smp/jam. Terjadinya kecepatan di jalan Jend. Sudirman, penurunan kecepatan adalah sebesar 35,7%, dari kecepatan arus rencana (FV=35,36 km/jam < 0,75).

Dari hasil analisis diperoleh tingkat pelayanan dengan kategori D, yaitu arus mendekati stabil, volume lalu lintas tinggi, kecepatan masih ditolerir namun sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi arus lalu lintas. Kepadatan lalu lintas sedang, fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan lalu lintas internal dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar. Sedangkan pada jam puncak sore diperoleh tingkat pelayanan dengan kategori nilai E yang berarti kecepatan lalu lintas sangat rendah karena hambatan interval lalu lintas tinggi, pengemudi mulai merasakan kemacetan-kemacetan durasi pendek.